Amerika Serikat, China, serta Rusia dipandang dalam lingkaran ‘perang dingin’ semasa tatap muka Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai epidemi Virus Corona COVID-19 COVID-19.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengingatkan bila kritis iklim ditangani secara sama juga dengan menangani permasalahan COVID-19 karena itu “Saya takut yang terjelek akan berlangsung.”
Guterres menjelaskan, Virus Corona COVID-19 tidak teratasi saat jumlah kematian global dekati 1 juta, sesaat lebih dari 30 juta sudah terkena.
Ia mempersalahkan “minimnya persiapan global, kerja sama, persatuan serta kebersamaan,” demikian diambil dari situs Kanal News Asia, Sabtu (26/9/2020).
“Epidemi ialah ujian riil kerja sama internasional serta itu tidak berhasil ditangani,” tuturnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov serta diplomat tinggi pemerintah China, Wang Yi, kedua-duanya mengkritik Amerika Serikat semasa tatap muka dewan virtual mengenai pemerintahan global pasca-COVID-19, yang disikapi oleh Duta Besar AS Kelly Craft: “Malu pada semasing faksi yang mempersalahkan.”
“Saya bingung serta saya muak dengan isi dialog ini hari. Anggota dewan yang ambil kesempatan kali ini untuk konsentrasi pada sakit hati politik dibanding permasalahan gawat yang ada,” tuturnya.
Walau tidak mengatakan negara mana juga, Lavrov menulis jika epidemi sudah perdalam ketidaksamaan antar negara sisi.
Wang mengatakan pengaturan serta kerja sama yang lebih bagus antara kemampuan penting dunia.
Washington mendakwa Beijing kurang transparan yang disebutkan sudah jadi memperburuk epidemi. Disamping itu, China menyanggah pengakuan AS.
Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun menampik tuduhannya serta mengatakan: “Sudah cukup cukup. Anda sudah membuat lumayan banyak permasalahan buat dunia. AS harus pahami jika mempersalahkan seseorang tidak mengakhiri permasalahannya sendiri.”
WHO sudah menampik pengakuan Trump.
AS menunjuk Tiongkok bertanggungjawab atas epidemi, sesaat Sekjen…