Jupe waktu dirawatJAKARTA — Kanker serviks adalah kanker nomor dua paling besar yang menyerbu wanita Indonesia. Berdasar riset, 99,7 % masalah kanker serviks karena Human Papillomavirus (HPV). HPV diketahui terdiri dari lebih dari 100 serotipe virus, tetapi tidak semua serotipe virus itu bisa menyebabkan berlangsungnya kanker serviks.
Menurut dia, ada dua usaha penjagaan penting buat kanker serviks, yang diantaranya adalah usaha penjagaan sekunder lewat skrining. Skrining kanker serviks dilaksanakan lewat papsmear atau cara IVA. Usaha penjagaan primer dari kanker serviks adalah penyuntikan vaksin HPV. Vaksin HPV yang digunakanan di Indonesia adalah vaksin kuadrivalen (empat serotipe virus). Vaksin ini bisa memberikan perlindungan dari intimidasi infeksi HPV 6, HPV 11, HPV 16, serta HPV 18.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menulis, tiap dua menit seorang wanita wafat karena penyakit karena infeksi Human Papilloma Virus (HPV) ini. Di Indonesia, angka masalah kanker serviks lumayan tinggi. Tiap hari, tidak kurang 40 orang wanita terdeteksi penyakit ini. Tidak salah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tempatkan kanker serviks untuk penyakit ‘pembunuh’ wanita nomor satu.
Terdapat beberapa unsur yang bisa mengubah timbulnya penyakit kanker serviks ini.
Ia sampaikan, tidak semua pembalut bisa mengakibatkan timbulnya penyakit kanker serviks. Disamping itu, zat pemutih untuk memutihkan bahan itu (dioksin) disangka menyebabkan kuman penebar virus kanker serviks. “Oleh karenanya, penting mengenal bahan pembalut yang mempunyai potensi menyebabkan kanker serviks.” tutur ia.
Yulice mengatakan beberapa panduan menyimak pembalut yang penting diperhatian wanita. Langkah termudah ialah ambil sisi pokok pembalut serta di celupkan dalam gelas berisi air. Bila berlangsung perkembangan warna serta hancurnya bahan pokok karena itu kemungkinan besar pembalutnya memiliki kandungan zat pemutih. “Itu kualitas produknya jelek,” kata Yulice.